iklan

Selasa, 30 Juli 2013

Festiv"La #4 Edisi Workshop : Penciptaan Lagu Berbahan Puisi


Forum Pencipta Lagu Muda (FPLM) yang dimotori oleh Kedai Kebun Forum telah terselenggara sampai edisi ketiga pada bulan Juli 2013 ini. Berbeda dengan ketiga event bulanan bertajuk FESTIV’LA sebelumnya yang selalu menggelar konser kecil menampilkan karya-karya original para pencipta lagu muda di Jogja, edisi keempat kali ini akan berisi kegiatan Workshop.

Festiv’la #4 edisi workshop ini bertema “Penciptaan Lagu Berbahan Puisi”. Workshop akan diampu oleh Jay Afrisando, seorang musisi muda yang beberapa waktu terakhir asyik mencipta lagu-lagu bergenre jazz dan sebagainya yang liriknya ia ambil dari puisi-puisi karya penyair terkenal.

“Kalau sudah bicara mencipta lagu, ada hal-hal lain yang perlu dilakukan selain teknis memainkan alat musik. Dan ketika bahannya berbeda, misal dari teks narasi, dari inspirasi non teks maupun dari teks puisi akan membutuhkan sedikit langkah berbeda. Sedikit, tapi penting.” Demikian ungkap Jay.

Workshop ini akan diselenggarakan pada tanggal 21 Agustus 2013 dengan ketentuan peserta sebagai berikut :
  1. Usia maksimal 35 tahun, mengirimkan biodata atau biografi minimal terdapat nama lengkap, kontak, email, juga akun media sosial
  2. Mengirimkan contoh karya lagu asli (tidak harus berbahan puisi) dalam bentuk rekaman audio (boleh dengan kualitas “gitaran direkam Handphone”). dikirimkan via email ke : kkforum@indosat.net.id
  3. Peserta diperkenankan membawa alat musik kesukaannya yang bisa dimainkan pada saat workshop.
  4. Jay Afrisando dengan senang hati akan menikmati apabila ada peserta yang berkenan mempresentasikan karya lagu berbahan puisi (bagi yang sudah punya). Jay dan peserta workshop lain akan memberi Anda masukan.
  5. Peserta Aktif dibatasi hanya 20 orang, selebihnya akan menjadi peserta pendengar.
  6. Batas waktu pendaftaran hari Sabtu tanggal 17 Agustus 2013.
  7. Hasil workshop akan ditampilkan pada FESTIV'LA #5 pada bulan September 2013.

Untuk informasi lebih lanjut, peserta dapat menghubungi email : kkfforum@indosat.net.id atau menghubungi selular 0857 2907 5990 atas nama Ari, ketua FPLM 2013.

Sabtu, 27 Juli 2013

Kethoprak Ringkes Tjap Conthong "Wong Agung ing Bumi Wangi"


WONG AGUNG ING BUMIWANGI
KETHOPRAK RINGKES TJAP TJONTHONG

CONCERTHALL TAMAN BUDAYA YOGYAKARTA
10 DAN 11 AGUSTUS 2013
PUKUL 20.05 WIB

PEMAIN
 Bayu Saptama, RM Condroyono, Nano Asmorodono, Novi Kalur, Rini Widyastuti, Marwoto Kawer, Den Baguse Ngarsa, Yu Beruk, Sronto, Sarjono, Bagong Trisgunanto, Rio Srundeng, Hargi Sundari,Kliwir, Benyek, Doyok K, Anom, Dugul, Maryono, Nicky, Eko, Yoga, Supri, Ranto

Mendengar Nusarukmi merdeka, Ki Ageng Bumiwangi sebagai pemimpin negara di Bumiwangi langsung mengambil keputusan tegas yaitu menggabungkan negaranya menjadi bagian dari negara Nusarukmi. Langkah yang kelihatan aneh dan nekad ini ternyata memiliki tujuan yang lebih besar yaitu menjadikan negara yang lebih besar dan benar benar terbebas dari penjajahan.

Nusarukmi sebagai negara baru ternyata masih sangat ringkih. Musuh datang lagi. Bumiwangi bukan mendapatkan fasilitas atau kenikmatan kenikmatan yang diberikan oleh Nusarukmi, tetapi harus banyak berkorban demi negara baru tersebut. Ki Ageng Bumiwangi tampil sebagai penyelamat. Ia harus melindungi dan menghidupi Prabu Gurnita Negara dan seluruh pembesar Nusarukmi yang melarikan diri karena keadaan di pusat negara kacau.

Kekacauan makin menjadi dan merambah daerah Bumiwangi. Prabu Gurnita Negara dan Patih Adnyana Praja ditangkap musuh. Ki Ageng Bumiwangi mengambil alih kepemimpinan. Dengan bantuan Senapati Bastugarba, Ragawaja, Mas Rara Tarasanti dan seluruh rakyat Bumiwangi, musuh dapat dikalahkan.

Pengorbanan demi pengorbanan telah diberikan. Di saat Nusarukmi telah aman, Ki Ageng Bumiwangi mengembalikan kedudukannya kepada Prabu Gurnita Negara dan menyumbangkan sejumlah uang untuk modal awal jalannya pemerintahan di Nusarukmi. Sebagai penghormatan atas jasanya, Prabu Gurnita Negara mengangkat Ki Ageng sebagai pemimpin tetap di Bumiwangi.

Jaman berganti. Kepemimpinan Nusarukmi dipegang oleh Bastugarba dan Ki Ageng Bumiwangi diangkat menjadi patih. Keadaan negara lebih makmur, tetapi disana sini banyak terjadi ketidak adilan dan ketidak beresan. Tiba tiba ki Ageng Bumiwangi mengundurkan diri dari jabatan patih, dengan alasan ia sakit mata yang menyebabkan ia tidak dapat bekerja secara maksimal. Suatu alasan yang dianggap tidak masuk akal. Semua orang bertanya, apa yang sebenarnya terjadi sehingga Ki Ageng Bumiwangi mengundurkan diri? Jangan jangan ada ketidak cocokan antara Bastugarba dan Ki Ageng Bumiwangi? Rakyat tidak pernah tahu jawabannya.

Mendadak terdengar dering telephon di mana mana. Kabar duka menyatakan Ki Ageng Bumiwangi telah wafat. Masyarakat sedih dan tidak dapat menerima kenyataan, kalau Ki Ageng Bumiwangi meninggal akibat sakit mata.

 HTM : FESTIVAL 20.000 - VIP 30.000 - VVIP 50.000

RESERVASI : @INFOSENIJOGJA Telp.085729320295
TEDJO BADUT Telp.08996880778